Top Menu

Mesopotamia: Tanah Rawa di Irak yang Jadi Destinasi Wisata

ilustrasi
PURBATUA ONLINE -- Sedikit yang diketahui dunia tentang Rawa Tigris-Efrat di Irak. Ini adalah rawa yang dahulunya memiliki luas lebih dari 9.000 mil persegi - lebih besar dari Laguna Venesia di Venesia dan Rawa Everglades di Florida jika digabung.

Rawa yang dihuni selama lebih dari 5.000 tahun dan pada puncaknya, menjadi rumah bagi setengah juta Marsh Arab atau disebut Ma'dan.

Ma'dan terdiri dari beberapa suku yang telah mengembangkan lingkungan budaya indah dan ramah lingkungan yang berpusat pada sumber daya alam di rawa-rawa.

Salah satu aspek yang benar-benar mengagumkan dari gaya hidup mereka adalah tempat tinggal indah mereka yang rumit. Rumah mereka terapung dan seluruhnya terbuat dari alang-alang yang diambil dari perairan terbuka.

Keajaiban arsitektur suku Ma'dan benar-benar mengingatkan pada casoni nelayan Venesia, yang disebut mudhif.

Mudhif adalah struktur sementara yang dibangun dari alang-alang dalam waktu hanya tiga hari, tanpa menggunakan paku atau kayu.

 Terkuak, Misteri Surga Tersembunyi di Irak

Bahkan pulau di mana rumah-rumah akan digunakan untuk beristirahat terbuat dari campuran yang rumit lumpur dan sejenis rumput alang-alang.

Selama berabad-abad, daerah ini telah menjadi perlindungan bagi budak, yang akhirnya menyebabkan kejatuhan surga Arab unik ini.

Bangunan konstruksi Ma'dan telah berumur ribuan tahun namun arsitektur kuno itu sayangnya hilang dalam beberapa tahun terakhir. Dan berisiko hilang selamanya.

Pada awal 1990-an, rawa-rawa menjadi tempat berlindung bagi orang-orang yang dianiaya oleh pemerintah Saddam Hussein.

Setelah pemberontakan 1991, pemerintah memerintahkan pengeringan seluruhnya dari lahan rawa ini untuk menghukum orang-orang Ma'dan yang melindungi pemberontak.

Mengeringkan daerah yang luas tidak membuahkan hasil. Namun pemerintah Irak di bawah Saddam Hussein mulai bisa mengancam kehidupan Ma'dan setelah menghidupkan kembali proyek irigasi yang sebelumnya terbengkalai. Pembukaan kembali irigasi itu mengganggu aliran air ke rawa.

Kondisi menjadi lebih baik di 2003, ketika masyarakat setempat mulai melanggar kebijakan Saddam Hussein setelah invasi AS ke Irak.

Mereka bekerja untuk memulihkan rawa-rawa dan kekeringan selama empat tahun berakhir pada tahun yang sama. Mereka menghancurkan bendungan penahan sungai Tigris dan Efrat, membanjiri lagi setidaknya seperempat daerah rawa asli.

Namun ada setitik harapan dalam bentuk 'Nature Iraq - sebuah organisasi yang didirikan oleh seorang insinyur hidrolik Irak-Amerika.

Ia berupaya untuk mengembalikan orang-orang Ma'dan ke rumah mereka dengan dukungan keuangan dari negara-negara terkemuka lainnya. Nature Iraq baru saja membangun kembali mudhif tradisional, menunjukkan bahwa metode arsitektur kuno masih bisa digunakan saat ini.

Nature Iraq juga berusaha untuk menghormati tradisi kuno Ma'dan yang selalu menawarkan perlindungan kepada mereka yang membutuhkan.

Mudhif tersebut kini difungsikan sebagai rumah tamu, menawarkan akomodasi untuk penduduk setempat, wisatawan, dan siapa saja yang ingin melakukan diskusi tentang masa depan rawa-rawa. (sumber)

Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates