Top Menu

Marib Jadi Alternatif Pusat Keuangan Yaman

Yaman kembali menjadi sorotan dunia akibat konflik internal yang berkepanjangan antara pemerintah pusat (PLC) yang didukung koalisi Arab dan Dewan Transisi Selatan (STC). Ketegangan politik ini mendorong pemerintah mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk menjaga kendali administratif dan keuangan negara.

Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah pemindahan bank sentral pemerintah dan swasta dari Aden ke kota Taiz atau Marib. Langkah ini dianggap perlu menyusul tindakan STC yang dinilai mengganggu keamanan dan stabilitas usai menguasai wilayah Hadramaut dan Al-Mahrah.

Pemindahan bank ini bukan sekadar soal simbolik, tetapi juga terkait dengan kontrol fiskal dan operasional finansial. Dengan berada di Marib atau Taiz, PLC dapat mengurangi ketergantungan pada wilayah yang dikuasai STC, sekaligus memastikan layanan perbankan tetap berjalan.

Selain itu, muncul rencana menjadikan bandara Marib sebagai bandara internasional, menggantikan peran bandara Aden yang berada di bawah kendali STC. Bandara ini akan memungkinkan penerbangan internasional tetap berjalan tanpa hambatan politik atau militer.

Bandara Marib, meskipun saat ini lebih banyak digunakan untuk penerbangan militer dan bantuan logistik, dianggap cukup strategis untuk mengamankan akses udara bagi pemerintah pusat. Langkah ini akan memberi PLC kendali penuh atas transportasi udara di wilayah yang relatif aman.

Ketegangan antara PLC dan STC menjadi sorotan karena Dewan Transisi Selatan dianggap telah memperkuat posisinya di selatan, bahkan membalikkan dukungan awal yang diterima dari koalisi Arab. Hal ini mendorong pemerintah pusat mencari alternatif lokasi yang lebih aman.

Rencana pemindahan ini juga terkait dengan strategi simbolik dan administratif. Marib atau Taiz dipilih sebagai wilayah yang berada sepenuhnya di bawah kendali PLC, sehingga kunjungan pejabat dan operasi pemerintah dapat dilakukan tanpa gangguan.

Pengamat politik menilai langkah ini sebagai bentuk koreksi terhadap kelemahan pemerintah dalam menghadapi pengaruh STC. Pemerintah sebelumnya dianggap memberi ruang terlalu besar kepada Dewan Transisi Selatan (STC), yang kini menjadi pihak yang bisa menentang pemerintah.

Dengan pemindahan bank dan bandara, PLC berharap dapat memperkuat legitimasi dan kendali administratif. Marib akan menjadi titik sentral yang aman bagi aktivitas finansial dan transportasi, sekaligus simbol kekuatan pemerintah pusat di tengah konflik internal.

Rencana ini juga dianggap sebagai upaya mitigasi risiko. Dengan memusatkan layanan keuangan dan transportasi di wilayah yang aman, pemerintah dapat memastikan kontinuitas operasional tanpa intervensi STC.

Sementara itu, Aden tetap menjadi wilayah strategis bagi STC, karena mereka menguasai bandara dan jalur logistik utama. Hal ini menempatkan PLC pada posisi harus mencari alternatif untuk menjaga stabilitas nasional.

Pemindahan perbankan dan bandara juga dipandang sebagai strategi politik. Dengan memindahkan pusat operasional ke Marib, pemerintah menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kendali penuh atas wilayah yang aman dan tidak bergantung pada wilayah selatan.

Beberapa pihak menilai rencana ini sebagai tindakan preventif, karena situasi politik di selatan bisa berubah cepat. PLC ingin memastikan bahwa pemerintah tetap mampu menjalankan fungsi administrasi dan finansial meskipun STC menguasai beberapa kota penting.

Selain aspek keamanan, pemindahan bank juga penting untuk menjaga aliran bantuan internasional dan investasi, yang kerap terganggu jika lokasi utama berada di wilayah yang rawan konflik atau di bawah kontrol milisi lokal.

Keputusan menjadikan Marib sebagai bandara internasional juga membawa implikasi ekonomi dan diplomatik. Kota ini akan menjadi pintu masuk resmi bagi pejabat, diplomat, dan bantuan internasional, sekaligus menegaskan kendali PLC atas wilayah yang aman.

Sebagian juga menyoroti bahwa pemerintah sebelumnya terlalu memberi ruang bagi STC, sehingga Dewan Transisi Selatan mampu memperkuat posisinya sendiri. Pemindahan bank dan bandara dianggap sebagai upaya mengembalikan keseimbangan kekuasaan.

Beberapa pengamat juga menyarankan agar operasional perbankan dan penerbangan dikembalikan ke Sana’a jika anggota Houthi bergabung ke dalam jajaran PLC dalam upaya membentuk pemerintahan persatuan dengan tetap mempertahankan struktur kabinet Houthi di Sana'a. Ini akan mirip One country, two systems di Tiongkok.

Sana'a sebagai wilayah pusat historis Yaman yang relatif stabil dan berada di bawah kendali Houthi. Langkah ini bersifat simbolis sekaligus strategis.

Meski demikian, PLC harus mempertimbangkan risiko dari keputusan semacam itu, karena penerbangan dan transfer uang di Sana’a bisa terbatas akibat sanksi dan blokade internasional.

Langkah pemindahan ini menunjukkan bahwa pemerintah Yaman kini menghadapi tiga tantangan utama: mengamankan wilayah sendiri, menjaga legitimasi terhadap STC, dan memastikan layanan publik tetap berjalan.

Dengan strategi ini, Marib berpotensi menjadi pusat administrasi alternatif yang mampu menjaga kontinuitas pemerintah. Bandara internasional dan bank di Marib akan memperkuat posisi PLC di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Akhirnya, rencana pemindahan pusat keuangan dan transportasi ini menegaskan bahwa konflik internal Yaman memaksa pemerintah untuk mencari solusi kreatif dan strategis, demi menjaga stabilitas, legitimasi, dan keamanan nasional di tengah fragmentasi politik dan militer yang terus berlangsung.

Share this:

 
Designed By OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates